OPERATOR SEKOLAH YANG DUDUK SELAMA BERJAM JAM AKAN MENYEBABKAN PENURUNAN KELOMPOK OTOT BESAR

“To much sitting will kill you” Ungkapan provokatif ini disampaikan oleh dr. Sophia Hage, SpKO (dokter spesialis kedokteran olahraga pada Klinik lightHOUSE Indonesia) salah seorang nara sumber pada acara seminar kesehatan “Mengupas Tuntas Obesitas,” di Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara (27/7). dr. Sophia menjelaskan bahwa ungkapan tersebut bukan tanpa alasan, karena menurutnya berdasarkan penelitian World Health Organization gaya hidup tidak aktif (sedentary) adalah penyebab ke-4 kematian di dunia. Sedentary adalah segala aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, mengeluarkan energi sangat sedikit, yaitu posisi duduk atau berbaring. Menurut penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2003-2004 seseorang dapat menghabiskan waktu 7,7 jam/hari untuk aktivitas sedentary di luar waktu jam tidurnya, dan angka ini meningkat pada tahun 2012-2013. Sebuah penelitian yang sama dilakukan di Canada, bahwa usia 18-39 tahun menghabiskan waktu 9 jam 36 menit untuk perilaku sedentary-nya.



Masih menurut dr. Sophia, aktifitas perkantoran yang mengharuskan seseorang bekerja di belakang komputer dalam keadaan duduk selama berjam-jam, dapat menyebabkan penurunan penggunaan kelompok otot besar di tubuh, tahap selanjutnya kadar gula darah dan kadar kolesterol tinggi sehingga menyebabkan tubuh rentan terhadap obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskuler, dan sindroma metabolik. Di Indonesia sendiri berdasarkan data di tahun 2007 saja penyebab kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular seperti stroke, hipertensi dan diabetes, dan jumlah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pemicu penyakit-penyakit tersebut antara lain adalah perilaku sedentary. Yang mencengangkan adalah fakta bahwa perilaku sedentary bisa saja terjadi meskipun seseorang telah melakukan aktiftas olahraga yang cukup dan menjaga pola makan. Hal ini disebabkan karena orang tersebut tidak bisa menghindari habbit/kebiasaan buruk, seperti menonton televisi dan membaca sambil berbaring dalam waktu yang lama. Menurut dr. Sophia ada hubungan bermakna antara lamanya waktu menonton televisi dengan tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Hal yang perlu dilakukan untuk menghindari perilaku sedentary, antara lain memberikan interupsi dengan cara berdiri selama 5 menit setelah duduk 1-2 jam, biasakan berjalan kaki saat makan siang dan memilih menaiki tangga ketimbang lift/eskalator.

Selain itu untuk menghindari obesitas, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan kontrol diri dalam menjaga pola makan sehat. Menurut Tara Adhisi de Thouars, B.A., M. Psi., (Manajer Departemen Psikologi Klinik lightHOUSE Indonesia) ada 4 (empat) hal yang mempengaruhi seseorang dalam mengatur pola makan/berat badan, yaitu budaya (culture) yang terjadi di masyarakat kita adalah sangat sulit menolak ajakan makan dari rekan, apalagi pimpinan yang dihormati, karena akan dianggap tidak sopan. Juga hal lain adalah alam bawah sadar seseorang yang mempengaruhi pola makannya, seperti kebiasaan masa kecilnya dan definisi tentang rasa bahagia dan aman yang harus diwujudkan dengan makanan seperti coklat atau permen. Juga personality/kepribadian masyarakat kita yang senang makan dan berkumpul, selain juga soal habbit/kebiasaan “Kalau gak makan nasi, ya belum makan namanya,” kata Tara Adhisi de Thouars, B.A., M. Psi. pada acara yang sama (27/7). Kontrol diri ini berguna untuk memilih makanan mana yang bermanfaat dan tidak bagi tubuh kita, sehingga kita dapat terhindar dari makanan/pola makan tidak sehat.

Atur dan gunakan waktu sebaik mungkin agar kita sebagai OPS tidak terjangkit bibit penyakit. Dengan demikian menjaga kesehatan tubuh adalah penting dikarenakan menjaga kesehatan adalah aset yang sangat berharga, tidak hanya bagi diri namun juga bagi kelangsungan organisasi. “Take care of your body, it’s the only place you have to live.”




0 Response to "OPERATOR SEKOLAH YANG DUDUK SELAMA BERJAM JAM AKAN MENYEBABKAN PENURUNAN KELOMPOK OTOT BESAR"

Posting Komentar